Konsep Sekolah Efektif itu sendiri sudah   lama dikenal di dunia pendidikan di Indonesia sejalan dengan adanya  perubahan cara berfikir (paradigma) pelaksanaan pendidikan/ pembelajaran  secara mendasar, dari cara berfikir konvensional ke cara berpikir  modern dan maju, berdasarkan hasil riset di bidang pendidikan.
stik Sekolah Efektif utamanya untuk memberikan wawasan pengetahuan  yang utuh tentang kedudukan, tugas, peran dan fungsi sekolah sebagai  agen pembaharuan, pelayanan, peningkatkan mutu sumber daya manusia, dan  sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat secara keseluruhan. Kata  kuncinya terletak pada bagaimana upaya setiap warga sekolah dapat  mendukung terwujudnya pelaksanakan pendidikan dan pembelajaran secara  berkualitas melalui pemberdayaan berbagai komponen penting yang terdapat  di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
 Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang  baik, transparan, responsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan  setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal,  dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan  efesien.
 Telah banyak upaya yang dilakukan untuk menjadikan sekolah  dapat  memenuhi peran, tugas dan fungsinya sebagai agen pembaharuan, agen  pelayanan masyarakat, dan agen pengembangan sumber daya manusia yang  berkualitas. Banyak diantaranya yang sudah berhasil, tapi ada jumlah  yang lebih banyak lagi yang tidak atau kurang berhasil.
 Kemunculan  konsep pilar-pilar sekolah efektif menjadi penting, karena  dipandang sebagai terobosan dalam dunia pendidikan di era modern ini.
 Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang  baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap  komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam  rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
 Konsep Sekolah Efektif muncul berdasarkan hasil Meta riset yang   dilakukan di berbagai Negara. 
Riset awal membuktikan hal-hal  berikut:
 Di Amerika Serikat, Coleman (1966) melaporkan “Siswa yang  berprestasi  tinggi di sekolah, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan  hidupnya berhasil adalah siswa yang berasal dari keluarga yang sosial  ekonominya tinggi. Sedangkan siswa yang prestasinya rendah, tidak mampu  belajar di sekolah, drop out, tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih  tinggi, tidak mempunyai motivasi belajar adalah siswa yang berasal dari  keluarga yang sosial ekonominya rendah.
 Di Inggris, ROBBINS (1962)  melaporkan bahwa Hampir semua siswa yang  melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang  ayahnya mempunyai profesi yang tinggi. Hanya 2% siswa yang melanjutkan  ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang ayahnya tidak  mempunyai kecakapan/pendidikan yang memadai.
 Pusat Penelitian  Pengukuran dan Evaluasi NSW, (1960-1970) Australia,  menyimpulkan bahwa Pendapat/pandangan orang tua tentang nilai-nilai  pendidikan sangat berpengaruh thd prestasi pembelajaran anak di sekolah.  Berdasarkan pendapat/pandangan orang tua tsb, dapat diprediksi prestasi  siswa di sekolah, kapan siswa drop out, jenis pekerjaan apa yang akan  ditekuninya.
 Kesimpulannya, Latar belakang keluarga  merupakan faktor penting yang  menentukan prestasi/ keberhasilan siswa di sekolah. Apa yang dibawa  siswa ke sekolah jauh lebih penting daripada proses yang terjadi di  dalam sekolah. Sekolah tidak dapat membuat perubahan yang signifikan thd  siswa.
Dari hasil riset ini, para ahli kemudian  mempertanyakannya ”Betulkah  sekolah pada umumnya tidak dapat membuat perubahan yang signifikan bagi  siswa…?”
 Atas dasar pertanyaan besar yang diajukan tersebut,  selanjutnya  ditemukan bahwa ternyata: Ada sekolah-sekolah yang secara konsisten  menghasilkan siswa-siswa berprestasi tinggi, melanjutkan ke jenjang yang  lebih tinggi dan lebih berhasil hidupnya, apapun latar belakang  keluarga siswa.
Pertanyaaan selanjutnya adalah: SEKOLAH YANG  BAGAIMANAKAH YANG DAPAT  MENGHASILKAN SISWA YANG BERHASIL TSB?
 Di  INGGRIS , hasil penelitian Rutter (tahun 1979) melaporkan bahwa  sekolah tsb memiliki ciri-ciri: menekankan pada pembelajaran, guru  merencanakan bersama dan bekerja sama dalam pelaksanaan pembelajaran,  dan ada supervisi yang terarah dari guru senior dan kepsek
Di  Amerika Serikat, penelitian Weber (1971), Austin (1978),  Brookeover & Lezotte (1979), Edmonds & Frederickson (1979), Phi  Delta Kappa (1980), secara meta analisis menyimpulkan bahwa sekolah tsb  mempunyai ciri: kepemimpinannya kuat, memiliki harapan yang tinggi bagi  siswa dan guru, lingkungannya yang kondusif, kepala sekolah berperan  sebagai ‘instructional leader’, kemajuan prestasi belajar siswa sering  dimonitor, dan adanya dukungan pelibatan orang tua secara aktif.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, maka Berdasarkan meta  analisis yang dilakukan MacBeath & Mortimer (tahun 2001),  disimpulkan bahwa Sekolah Efektif itu memiliki cirri-ciri :
Visi dan misi yang jelas
Kepala sekolah yang profesional
Guru  yang profesional
Lingkungan belajar yang kondusif
Ramah siswa
Manajemen yang kuat
Kurikulum yang luas dan berimbang
Penilaian  dan pelaporan prestasi siswa yang bermakna
Pelibatan masyarakat  yang tinggi
 Atas dasar hasil meta analisis tersebutlah kemudian  MacBeath &  Mortier (2001) menjabarkan lebih lanjut masing-masing ciri/karakteristik  Sekolah Efektif tersebut secara lengkap yang kemudian disebut sebagai  indikator-indikator Sekolah Efektif.
Referensi
* Macbeath & Mortimer (2001). Improving school  effectiveness.  Buckingham: Open University Press.
* Beare, Caldwell,  Millikan (1992). Creating an excellent school.  London: Routledge.
*  Characteristics of effective schools: 
http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective  schools.
* Departemen Pendidikan Nasional (2005). Managemen  berbasis sekolah.  Jakarta: Depdiknas.