Saturday, 10 July 2010

KONSEP SEKOLAH EFEKTIF

Konsep Sekolah Efektif itu sendiri sudah lama dikenal di dunia pendidikan di Indonesia sejalan dengan adanya perubahan cara berfikir (paradigma) pelaksanaan pendidikan/ pembelajaran secara mendasar, dari cara berfikir konvensional ke cara berpikir modern dan maju, berdasarkan hasil riset di bidang pendidikan.
Pilar-pilar/ciri/karakteri
stik Sekolah Efektif utamanya untuk memberikan wawasan pengetahuan yang utuh tentang kedudukan, tugas, peran dan fungsi sekolah sebagai agen pembaharuan, pelayanan, peningkatkan mutu sumber daya manusia, dan sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat secara keseluruhan. Kata kuncinya terletak pada bagaimana upaya setiap warga sekolah dapat mendukung terwujudnya pelaksanakan pendidikan dan pembelajaran secara berkualitas melalui pemberdayaan berbagai komponen penting yang terdapat di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang baik, transparan, responsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
Telah banyak upaya yang dilakukan untuk menjadikan sekolah dapat memenuhi peran, tugas dan fungsinya sebagai agen pembaharuan, agen pelayanan masyarakat, dan agen pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak diantaranya yang sudah berhasil, tapi ada jumlah yang lebih banyak lagi yang tidak atau kurang berhasil.
Kemunculan konsep pilar-pilar sekolah efektif menjadi penting, karena dipandang sebagai terobosan dalam dunia pendidikan di era modern ini.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
Konsep Sekolah Efektif muncul berdasarkan hasil Meta riset yang dilakukan di berbagai Negara.
Riset awal membuktikan hal-hal berikut:
Di Amerika Serikat, Coleman (1966) melaporkan “Siswa yang berprestasi tinggi di sekolah, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan hidupnya berhasil adalah siswa yang berasal dari keluarga yang sosial ekonominya tinggi. Sedangkan siswa yang prestasinya rendah, tidak mampu belajar di sekolah, drop out, tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tidak mempunyai motivasi belajar adalah siswa yang berasal dari keluarga yang sosial ekonominya rendah.
Di Inggris, ROBBINS (1962) melaporkan bahwa Hampir semua siswa yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang ayahnya mempunyai profesi yang tinggi. Hanya 2% siswa yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang ayahnya tidak mempunyai kecakapan/pendidikan yang memadai.
Pusat Penelitian Pengukuran dan Evaluasi NSW, (1960-1970) Australia, menyimpulkan bahwa Pendapat/pandangan orang tua tentang nilai-nilai pendidikan sangat berpengaruh thd prestasi pembelajaran anak di sekolah. Berdasarkan pendapat/pandangan orang tua tsb, dapat diprediksi prestasi siswa di sekolah, kapan siswa drop out, jenis pekerjaan apa yang akan ditekuninya.
Kesimpulannya, Latar belakang keluarga merupakan faktor penting yang menentukan prestasi/ keberhasilan siswa di sekolah. Apa yang dibawa siswa ke sekolah jauh lebih penting daripada proses yang terjadi di dalam sekolah. Sekolah tidak dapat membuat perubahan yang signifikan thd siswa.
Dari hasil riset ini, para ahli kemudian mempertanyakannya ”Betulkah sekolah pada umumnya tidak dapat membuat perubahan yang signifikan bagi siswa…?”
Atas dasar pertanyaan besar yang diajukan tersebut, selanjutnya ditemukan bahwa ternyata: Ada sekolah-sekolah yang secara konsisten menghasilkan siswa-siswa berprestasi tinggi, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih berhasil hidupnya, apapun latar belakang keluarga siswa.
Pertanyaaan selanjutnya adalah: SEKOLAH YANG BAGAIMANAKAH YANG DAPAT MENGHASILKAN SISWA YANG BERHASIL TSB?
Di INGGRIS , hasil penelitian Rutter (tahun 1979) melaporkan bahwa sekolah tsb memiliki ciri-ciri: menekankan pada pembelajaran, guru merencanakan bersama dan bekerja sama dalam pelaksanaan pembelajaran, dan ada supervisi yang terarah dari guru senior dan kepsek
Di Amerika Serikat, penelitian Weber (1971), Austin (1978), Brookeover & Lezotte (1979), Edmonds & Frederickson (1979), Phi Delta Kappa (1980), secara meta analisis menyimpulkan bahwa sekolah tsb mempunyai ciri: kepemimpinannya kuat, memiliki harapan yang tinggi bagi siswa dan guru, lingkungannya yang kondusif, kepala sekolah berperan sebagai ‘instructional leader’, kemajuan prestasi belajar siswa sering dimonitor, dan adanya dukungan pelibatan orang tua secara aktif.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, maka Berdasarkan meta analisis yang dilakukan MacBeath & Mortimer (tahun 2001), disimpulkan bahwa Sekolah Efektif itu memiliki cirri-ciri :
Visi dan misi yang jelas
Kepala sekolah yang profesional
Guru yang profesional
Lingkungan belajar yang kondusif
Ramah siswa
Manajemen yang kuat
Kurikulum yang luas dan berimbang
Penilaian dan pelaporan prestasi siswa yang bermakna
Pelibatan masyarakat yang tinggi
Atas dasar hasil meta analisis tersebutlah kemudian MacBeath & Mortier (2001) menjabarkan lebih lanjut masing-masing ciri/karakteristik Sekolah Efektif tersebut secara lengkap yang kemudian disebut sebagai indikator-indikator Sekolah Efektif.
Referensi
* Macbeath & Mortimer (2001). Improving school effectiveness. Buckingham: Open University Press.
* Beare, Caldwell, Millikan (1992). Creating an excellent school. London: Routledge.
* Characteristics of effective schools: http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective schools.
* Departemen Pendidikan Nasional (2005). Managemen berbasis sekolah. Jakarta: Depdiknas.